CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 28 Oktober 2012

Desember

Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda

Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember

Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka

Minggu, 07 Oktober 2012

Sebut Saja Hujan

'Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi' - Wikipedia
'Hujan adalah salah satu pemberian Yang Mahaoke. Hujan adalah kenyamanan, sedangkan aromanya sangat menenangkan' - Aku, 15th.

Hujan. Titik-titik air yang jatuh ke bumi. Yang sering dinanti oleh para manusia-manusia yang rindu akan datang buai kenyamanan atmosfernya. Eh, lebih masuk ke buai kenyamanan kenangan hujan sih.
Banyak orang yang menyukai hujan, termasuk aku. Aku menyukai hujan, terlebih mencintai aroma-tanah dan rerumputan-yang basah setelah hujan, sangat menenangkan.

Namun, lebih banyak orang yang menyukai kenangan mereka masing-masing di dalam hujan. Mungkin saat mereka berteduh bersama orang yang mereka sayangi? Atau rela menerobos hujan lebat hanya demi bertemu orang yang mereka cintai? Ah, entahlah. Dibalik derasnya air dan gemericiknya, hujan selalu menyimpan banyak kenangan. Terutama aromanya. Aroma tanah dan rumput yang basah setelah hujan. Sangat segar, damai, menyenangkan dan menenangkan :)

'Sang Hujan di Mata Para Pengericau'











Selasa, 02 Oktober 2012

Bulan, Setan atau Malaikat


Entahlah dia setan atau malaikat
menawarkan jabat erat dan mengajak berserikat.
Karena semakin lama semakin saru ini cita-cita itu atau hanya buang waktu, buang waktu.


Pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab,mendesakku mendesakmu, siapaku ragukanmu?
Pernyataan-pernyataan yang belum terpapar,ku anggap sebagai hutang yang pastinya nanti akan aku bayarkan.
Menjadi murni dan bebas, sampai Tuhan tak berkenan


Putih hitam berlingkar, emasnya delapan tahun sejarah
Empat karib dan anak perempuannya.
Asuhan setan atau malaikat, kekasih setan atau malaikat?
Asuhan setan atau malaikat, kekasih setan atau malaikat?


Pesawat kayu berpasak karat, tungku apinya berasp pekat
Mengepak pelan terbang ke bulan, mendarat di sisi gelapnya.


Dia setan atau malaikat?
Engkau setan atau malaikat?
Aku setan atau malaikat?
Bulan setan atau malaikat?

Dance Song

what you see is  what you will get
stop thinking too much you better now start your step
what was that? did you say no?
don't you want to go

spent all the cry for another story
hard to say it easy but you could take it easy
what was that? did you say no?
i know you want to go

well you let me in but never let me out
nice to know you darling and ill be right behind you
what was that? Did you say no?
don't you want to go

what you see is what you'll get
stop thinking too much now start your step

you don't have to sing the last song
you don't have to sing it
no worry, i will just alright
you don't have to shout the last word
you don't have to shout it
so please now just go away

Look With Whom I'm Talking To

well i’m burn inside the fire
but feel like I’m drowning into water
look with whom i'm talking to
look with whom i'm talking to

well i dont want you to change your mind
everything is gonna stay the same
now look with who i'm talking to
i'm talking to you

all i wanna, all i wanna
talking to you

its so nice to saw you standing there (in the crowd)
with your foolish dress (dance) youre still looking so fine
you still looking so fine

fire, water, fire, water, fire, water, fire, water

Menangisi Akhir Pekan

hingar bingar hampa
dalam tempo yang semakin melambat
sepekan tertukar dengan lari paksa rutinitas

satu terakhir dari tujuh
saatnya tanggalkan baju perangku
sandarkan tubuh lelah lemah lelah sandarkan dulu

permintaan dan pemenuhan
terangkai dalam sebuah rantai makanan
sepekan termakan dalam rantai makanan itu

satu paling ujung dari tujuh
saatnya tumpahkan keluh kesahku
bingarkan panggung rendah luas terang tanpa barikade

teman dan pencerita
panggung dan pertunjukan
cairan dan pendosa
rayakan dengan
asap di hela napas
jalan dan pencarian jawaban
ingatan dan penyesalan
tangisi akhir pekanmu

satu yang terakhir dari tujuh
saatnya tanggalkan baju perangku
saatnya sandarkan tubuh lelahku
saatnya tumpahkan keluh kesahku
saatnya bingarkan panggungku

tangisilah
rayakanlah

Hari Terakhir Peradaban


dan inilah harinya banyak wanita
menjadi budak atas kelaminnya
memeluk agama tanpa tuhan
yang ibadahnya adalah belanja


barbarian bersorban
rantai kuasa yang tiran
maniak perang
brilian dengan citra curian
cendekia pendusta
para bangga berdosa
gila belanja
dan mungkin aku salah satunya


dan inilah harinya banyak lelaki
menjadi sundal atas ambisi
memeluk agama tanpa tuhan
yang ibadahnya adalah berperang


barbarian bersorban
rantai kuasa yang tiran
maniak perang
brilian dengan citra curian
cendekia pendusta
para bangga berdosa
gila belanja
dan mungkin kamu salah satunya


seperti pesta kostum yang berarakan
dalam karnaval kemunduran
seperti pesta megah yang menghajatkan
hari terakhir peradaban


budaya teraniaya
alam raya terperkosa
seni tak lagi murni
norma tak lagi suci
dipersundal ambisinya
diperbudak kelaminnya
serentak semua
serentak lupa pada Pencipta

Hujan Mata Pisau


tidak kan menepi tidak berhenti
itu atau ini pilihan yang saling satir
dan sepertinya akan semakin berat
ke cita-cita yang masih jauh di depan sana

ku berlari sendiri tidak berhenti
kanan atau kiri arah yang saling menyindir
dan sepertinya memang semakin berat
lihat langitnya dimanakah mataharinya


selangit penuh mendung memperingatkan
seribuan matapisau terhujan
dan payung baja ku biarkan tak mengembang
ketakutan yang menenggelamkan

mewajahi mewakili
para tidak terwakili
jadi kaki dan roda bagi
para pencari matahari

selangit penuh mendung memperingatkan
seribuan matapisau terhujan
dan payung baja ku biarkan tak mengembang
ketakutanlah yang menenggelamkan

selangit penuh cahaya tertaburkan
seribuan tangkai bunga ditumbuhkan
dan payung baja ku biarkan tak mengembang
keberanian yang menyelamatkan

120

tentang benda-benda yang engkau punya
dan engkau banggakan
tentang gaya hidup yang kau kenakan
dan bahkan kini kau tuhankan

tentang kekinian yang selalu saja kau bicarakan
tentang status dan posisi tawarmu
di penglihatan orang-orang

jangan harap itu bisa
mengesankanku dan menjatuhkanku

atas nama dunia yang engkau pikir
telah dan selamanya akan kau genggam...

tentang nama besar yang kau sandang
dan engkau busungkan
tentang seberapa pintar dan cemerlangmu
di penglihatan orang-orang

tentang satu dua tiga peperangan
yang pernah kau menangkan
kalimat menjatuhkan yang jadi sering
engkau ucapkan kau hujamkan

jangan harap itu bias mempercepatmu dan mengejarku..

atas nama dunia yang engkau pikir telah kau punya
atas nama dunia yang engkau kira
telah dan selamanya akan kau genggam

120 sekian
dan masih kan menambah
kecepatan, kecepatan
dan tak akanbisa terkejar

jangan harap itu bisa
mengesankanku dan menjatuhkanku
atas nama dunia yang engkau pikir
telah kau punya
atas nama dunia yang engkau kira
telah dan selamanya akan kau genggam...

120 sekian
dan masih kan menambah  kecepatan

Tanah Indah Untuk Para Terabaikan Rusak dan Ditinggalkan


ditanah tua yang tinggal hanya
debu darah dan marah
diantara keranda prasasti janji
ku bangun kendaraan
dari kayu
pasak dan tali
bekas bakal rumah itu

ku bangun mesinnya dari
logam senjatamu yang menyayat-nyayat
kurangkai sayapnya dari sumpah serapahmu
yang menampar-namparku
mengepul minyak bakar yang
menetes kencang dari lebam yang menghitam

menjelajah ruang yang megah
mengarungi waktu yang entah

menengadah ke langit yang pemurah
pergi dari tanah yang rusak

Reff:
kan kuajak mereka yang merasa serupa
kan kujemput jiwanya dirumahnya
jiwa-jiwa yang terabaikan rusak dan ditinggalkan
terundang terbang bersama

kan kuajak mereka yang merasakan serupa
kan kujemput jiwanya dirumahnya
kita kan tinggalkan sauhnya dan abaikan kompasnya
tak berlabuh dimana saja

ruang yang megah
menjelajah
waktu yang entah
berpihaklah
langit yang permurah
berkatilah
tanah yang indah kami datang

Menantang Rasi Bintang


menantang rasi bintang
membalik garis tangan
menarikan cerita
menuliskan lagi puisi yang mulai kehilangan rimanya
memotong awan pekat gelap
melintang tepat di jantungnya
terburailah darah cahaya yang lama terhalang gelapnya
silau berkilauan terangnya..  benderang

tenang sebentar mengendapkan
uraikan simpul kacaunya
diam sebentar membedakan
yang teringinkan dan dibutuhkan

hidup itu sekali
mati itu pasti
bisa jadi nanti atau setelah ini

Coba tulis ulang lagi
yang sejatinya kau cari

maka sudahilah sedihmu yg blm sudah
segera mulailah syukurmu yg pasti indah
berbahagialah.. bahagialah
sudahilah sedihmu yg belum sudah
bahagialah...
berbahagialah...
sudahilah sedih mu yang selalu saja
menantang...

Download lagu ->

enjoy! :)


The Only Way


I never see again pretty eyes,
since the last time I saw your eyes,
I never kissed again sweet lips,
Since the last time i kissed your lips,
Go go go.. go go go, things so fine before you go,
 No no no.. no no no, well did I want it that way, the answer is no,
The good old days has ended someway,
it's not easy but this the only way,
I never knew I’m so lucky to have you,
 until the day I’ve lost you,
parallel life I’ll see you soon...